Friday, November 11, 2016

Makalah KERAJAAN ACEH




KERAJAAN ACEH

Makalah ini di buat untuk menyelesaikan Mata Pelajaran B. Indonesia

DI

S
U
S
U
N

OLEH

………………..


















DEPARTEMEN NEGERI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI …………………..
KABUPATEN …………………
TAHUN AJARAN 2010 / 2011







KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang mana dengan kudrah dan iradah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Selawat dan salam senantiasa kita persembahkan kepada Rasulullah Saw, Keluarga dan Sahabatnya.

Adapun yang menjadi pokok permasalahan ataupun judul yang penulis ajukan adalah :Kerajaan Aceh”. Dalam membuat makalah ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan hambatan. Namun berkat bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak baik secara langsung, maupun tidak langsung. Maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.

Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna. Maka penulis sangat mengharapkan kepada pembaca makalah ini, kiranya dapat memberikan kritikan dan juga saran terhadap kekurangan, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat terutama bagi penulis sendiri, dan sudi kiranya bisa bermanfaat bagi kita semua.

     …………, …………………





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------      i
DAFTAR ISI--------------------------------------------------------------------------------     ii
BAB 1 : Pendahuluan---------------------------------------------------------------------     1
BAB 2 : Landasan Teoritis--------------------------------------------------------------     2
2.1     :  Awal berdirinya Kerajaan Aceh                                                        2
2.2     :  Faktor-faktor yang mendorong berkembangnya Aceh                      2
2.3     :  Kehidupan politik                                                                              2
2.4     :  Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Acah                       3
2.5     :  Kehidupan ekonomi                                                                           3
2.6     :  Kehidupan Sosial dan budaya                                                           3

BAB 3 : Penutup----------------------------------------------------------------------------     5
3.1     :     Kesimpulan                                                                                     5
3.2     :     Saran                                                                                               5

DAFTAR PUSTAKA---------------------------------------------------------------------     6




BAB  I
PENDAHULUAN

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah dan peradaban bangsanya, dan berusaha melestarikannya sehingga  di kenal pula oleh Bangsa-bangsa lain di dunia. Sebagaimana halnya Aceh yang dulunya merupakan negara Islam termasyhur di kawasan Asia Tenggara dengan julukan “Serambi Mekkah” bahkan dikenal pula sebagai salah satu negara yang makmur di antara lima negara terkuat di dunia, yaitu : Aceh, Aqra, Maroko, Istanbul, dan Isfahan (Persia).
Aceh yang terletak di ujung pulau Sumatra sekarang merupakan salah satu provinsi dalam negara Indonesia yang disebut Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Aceh sebelum bergabung dengan Indonesia pada tahun 1945 merupakan wilayah kerajaan Islam yang beribukota Banda Aceh.
Asal nama Aceh juga terdapat cerita di dalam sebuah buku bangsa Pegu (Hindia Belakang) yang menceritakan perjalanan Budha ke Indo Cina dan kepulauan Melayu. Mereka melihat di atas gunung di pulau Sumatra. Sebuah pancaran cahaya beraneka ragam warna dari gunung itu, sehingga mereka berseru : “Acchera Bata (Atjaram Bata Bho = Alangkah indahnya) jadi dari kata itulah kemudian menjadi asal sebutan nama Aceh. Gunung yang bercahaya itu di ceritakan terletak dekat pasai yang sekarang tidak ada lagi karena telah di tembak hancur dengan meriam oleh kapal perang Portugis.
j. Kreemer dalam bukunya “Atjeh” (Leiden 1922) mengatakan bahwa kerajaan Aceh pasti belum tahun 1500 sudah berdiri dengan kuat dan megahnya, untuk mengetahui dari mana tepatnya asalnya mula orang Aceh belum di dapat data-data yang relatif akurat dalam sejarah kini mungkin seseorang menemukan di antara penduduk Pribumi Aceh orang dengan ciri-ciri bangsa Melayu, Pakistan, India, Cina dan bahkan dalam jumlah yang lebih kecil orang-orang dengan ciri-ciri Portugis, Turki, Arab, dan Parsi.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1   Awal Berdirinya Kerajaan Aceh
Awal berdirinya dan tumbuhnya kerajaan Islam Aceh berkaitan dengan keruntuhan kerajaan Malaka, setelah Malaka jatuh pada 1511, banyak orang Melayu di Malaka yang menyeberang selat Malaka dan bermukim di Aceh. Peran Malaka sebagai pusat perdagangan Internasional di kawasan Selat Malaka di gantikan oleh Aceh beberapa abad.
Menurut sejarah melayu, raja pertama adalah Sultan Ali Munghayat Syah, kerajaan ini berkembang selama empat abad sampai Belanda mengalahkannya dalam perang Aceh (1873-1912).
Selama empat abad tersebut, perdagangan, pemerintah yang teratur dan terpeliharanya kebudayaan islam merupakan faktor terpenting yang menyebabkan Aceh bisa bertahan sejajar dengan kerajaan-kerajaan islam lainnya, seperti kerajaan Turki Usmaniyah, dan Kerajaan islam Maroko.

2.2    Faktor-faktor yang Mendorong Berkembangnya Aceh
  1. Letaknya yang sangat strategis di tepi jalan perdagangan Nasional dan Internasional
  2. Aceh dengan pelabuhan Olele memiliki syarat yang baik sebagai pelabuhan
  3. Pedalaman Aceh menghasilkan lada yang melimpah
  4. Aceh mulai rama dan berperan penting setelah Malaka di kuasai Portugis

2.3    Kehidupan Politik
Pada tahun 1564 sultan Alauddin Al-Kahar (1537-1568) menyerang Johor dan berhasil menangkap sultan Johor yang kemudian dibawa ke Aceh. Namun, Johor tetap berdiri sebagai kerajaan dan tetap menentang Aceh. Gagal merebut Johor, kerajaan Aceh meluaskan kerajaan atau wilayahnya ke Sumatra bagian tengah dan selatan. Kerajaan-kerajaan di Sumatra, seperti Deli (1612), Bintan (1614), Kampar perlamaan dan Minangkabau di taklukkannya. Begitu juga kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malak, seperti peraka, dan pahang 91618), berada di kawasannya.
Setelah meninggal Raja Ali Mughayat Syah (1528) kerajaan Aceh di pimpin oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang pada masa pemerintahannya kerajaan Aceh mengalami puncak kejayaan, ia bercita-cita untuk menjadikan Aceh sebagai kerajaan yang kuat dan besar.
Kerajaan-kerajaan di Semenanjung harus di taklukan yakni : Pahang, Kedeh, Perlak Johor, dan sebagainya
Penggantian Sultan Iskandar Muda ialah Sultan Iskandar Thani (1636-1641) pada saat itu Aceh mengalami kemunduran.

2.4    Faktor-faktor yang Menyebabkan Kemunduran Aceh
  1. Setelah Sultan Iskandar Muda, tidak ada raja besar yang mampu mengendalikan wilayah Aceh
  2. Timbulnya pertikaian bangsawan dan ulama secara terus menerus
  3. Banyaknya daerah yang melepaskan diri dari Aceh. Misalnya Johor, Perlak, Pahang, dan Siak.
  4. Muncul kekuatan Belanda di selat Malaka

2.5     Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi yang utama dari masyarakat Aceh ialah pelayaran dan perdagangan. Pada masa pemerintahan sultan Iskandar Muda (1670-1636) kesultanan Aceh dapat memperluas daerah hingga Sumatra Barat (penghasil lada dan timah). Aceh menganut sistem perdagangan bebas, komoditas ekspor Aceh berupa : beras, lada, timah, emas, dan perak. Adapun barang yang di impor berupa Porselin, kain sutra, dan minyak wangi.

2.6     Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Aceh sangat maju, agama islam pun sudah berkembang, di Aceh muncul dua golongan yang saling merebut pengaruh yakni : Golongan Teuku dan Golongan Tengku. Golongan tengku adalah kaum ulama yang memegang perana penting dalam bidang agama. Sedangkan golongan Teuku golongan bangsawan yang memegang kekuasaan sipil. Disamping itu antara golongan agama juga ada persaingan yakni : Aliran Syiah, dan Aliran Sunnah Waljama’ah. Pada masa sultan iskandar muda, aliran Syiah berkembang pesat, tokoh aliran ini ialah Hamzah Fansuri, yang kemudian diteruskan  oleh Syamsuddin Palai. Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal aliran Sunnah Waljama’ah yang dapat berkembang pesat. Tokoh aliran ini ialah Nuruddin Ar-Raniri yang berhasil menulis sejaraj Aceh dalam kitab Bustanussalatin yang berisi adat istiadat Aceh dan ajaran agama islam. Di bidang budaya terlihat dari adanya bangunan Mesjid Baiturrahman yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

BAB  III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

  1. Kerajaan Aceh di perkirakan berdiri pada tahun 1511 M, dengan raja pertamanya Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Pada masa pemerintahannya kerajaan Aceh berkembang selama empat abad, sampai Belanda mengalahkannya dalam perang Aceh (1873-1912).
  2. Sultan Iskandar Muda (1607-1636) adalah pengganti Sultan Ali Mughayat Syah, yang pada masa pemerintahannya Aceh mengalami puncak kejayaannya. Ia berhasil menaklukkan Semenanjung Malaka Yakni : Pahang, Kedah, Perlak, Johor, dan sebagainya.
  3. Kehidupan ekonomi yang utama masyarakat Aceh pelayaran dan perdagangan. Aceh juga penghasil Lada dan Timah, sehingga perdagangan-perdagangan Barat bisa membeli Lada dari Aceh.
  4. Salah satu masjid terindah di Indonesia adalah Mesjid Baiturrahman yang dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda.Mesjid ini pernah dibakar dan dikuasai oleh Belanda pada masa perang Aceh. Namun dibangun kembali pada tahun 1875
  5. Aliran Ahli Sunnah Waljama’ah adalah aliran agama terbesar dalam islam, mengaku sebagai pengikut tradisi Nabi Muhammad Saw. Aliran Syiah adalah pengikut Ali Bin Ani Thalib, sekarang salah satu aliran besar dalam agama islam yang menyakini kepemimpinan (imamah) Ali dan keturunannya setelah Nabi.

3.2  Saran
  1. Melalui tulisan yang sederhana ini di harapkan agar pembaca dapat memahami tentang sejarah kerajaan Aceh dan dapat mempelajarinya.
  2. Diharapkan kepada Generasi Muda dan Mudi sebagai generasi penerus bangsa ke depan ini, hendaklah mempelajari sejarah, karena dengan mempelajari sejarah kita bisa dapat mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lampau, dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Ari L, Dwi, dan Leo Agung. 2004. Sejarah Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Media Tama
Heru P, Eko dkk. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : CV Sindhunata.
Amiruddin M, Hasbi. 2006. Aceh dan Serambi Mekkah. Banda Aceh : Yayasan PeNA


















No comments:

Post a Comment