Monday, November 14, 2016

Perubahan dan Perkembangan Masyarakat Desa



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................................................................................... ........ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
I.    PENDAHULUAN..................................................................................... ....... 1
  1. Latar Belakang.................................................................................... ....... 1
  2. Tujuan.................................................................................................. ....... 2
II.   PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKATR DESA..... ....... 3
  1. Perkembangan Masyarakat Desa...................................................... ....... 3
  2. Perubahan Cara Berpikir Masyarakat Desa....................................... ....... 3
  3. Motivasi Masyarakat Desa................................................................. ....... 4
  4. Masalah Sosial Masyarakat Desa...................................................... ....... 4
  5. Lembaga Perekonomian Masyarakat Desa.............................................. 6
III.  Penutup.................................................................................................... ....... 7
  1. Kesimpulan.......................................................................................... ....... 7
  2. Saran................................................................................................... ....... 8
Daftar Pustaka...................................................................................................... 9



I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Maksud mempelajari Sosiologi Pedesaan adalah untuk mengumpulkan keterangan mengenai masyarakatr pedesaan dan mempelajari hubunga-hubungannya. Misalnya tingkah laku, sikap, perasaan. Motif, dan kegiatan masyarakat yang hidup dalam lingkungan pedesaan, mempelajari faktor –faktor yang mempengaruhi atau membatasinya. Hasil dari penelitian Sosiologi Pedesaan tadi dapat dipergunakan untuk usaha-usaha perbaikan penghidupan dan kehidupan manusia pedesaan. Misalnya di pergunakan dalam usaha-usaha penyuluhan pertanian.
Istilah desa yang biasa kita pakai berasal dari Bahasa India “ Swadia” yang artinya tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau biasa juga diartikan tanah leluhur yang menunjuk pada satu kesatuan norma hidup dan memiliki batas yang jelas. Sementara itu “Desa” dindonesia pertama kali ditemukan oleh Mr. Herman Wamer Muntinghe, Seorang Belanda yang menjadi pembantu Gubernur Jendral Inggris yang berluasa pada trahun 1811 di Indonesia.
Beberapa ahli mengemukakan Defenisi Desa, mulai dari sudut pandang Geografis, Sosiologis, Tata Kehidupan. Yaitu  :
-            Bintarto (1983) Definisi desa dari segi Geografi desa adalah suatu hasil perwujudan antara kegiatan sekelompok masyarakat dengan lingkungannya.
-            Bouman (1982) Definisi desa dari segi8 pergaulan hidup desa adalah sebagai salah satu nemtuk kuno dari kehidupan bersama sebanyak beberapa ribu orang, hampir semuanya saling mengenal, kebanyakan termasuk di dalamnya mengandalkan kehidupan ekonomi dari pertania, perikanan maupun usaha yang dapat dipengaruhi oleh hukum dan kehendak alam.
-            Pengertian desa oleh Departemen dalam Masyarakat Negeri (Depdagri) dalam hubungannya dalam pemerintahan. Dalam pengertian ini desa berati kesatuan masyarakt hukum berdasarkan susunan asli adalah suatu badan hukum dan badan pemerintahan yang merupakan bagian wilayah kecamatam.



Meskipun begitu banyak Definisi tentang desa, namun desa mempunyai kesamaan baik dari segi pemerintyahan, Geografis, ekonomi dan Sosiologi. Dari segi pemerintahan, desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan  asal-usul dan adat istiadat setempat.
Dalam pengertian desa selalu terkandung unsur-unsur desa, menurut  Bintarto unsur di dalam desa adalah :
Ø  Daerah
Daerah dalam hal ini berati tanah-tanah yang produktif beserta penggunaanya termasuk juga unsur lokasi, luas, dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
Ø  Penduduk
Penduduik dalam hal ini meliputi jumlah, pertambahan kependapatan dan mata pencaharian pendusuk desa setempat.
Ø  Tata Kehidupan
Dalam hal ini terkait dengan pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa, sehingga dapat dikatakan menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa.

B.    Tujuan

Ø  Merubah pola pikir masyarakat pedesaan menjadi lebih maju.
Ø  Meningkatkan taraf hidup perekenomian masyarakat pedesaan.

II. PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT DESA

A.    Perkembangan Masyarakat Desa.
Era kemerdekaan juga tidak dengan serta-merta dapat meningkatkan kesejahtraan rakyat. Diferensiasi Sosial tetap terjadi sebagai akibat  komersialisasi dan akumulasi penyusunan tanah, modernisasi pertanian dan pertikaian politik lokal sebagai pencerminan dari proses-proses di tingkat nasional. Struktur  sosial di pedesaan tidak berubah. Desa sebagai lapisan atas ayang menguasai tanah tetap dominan, lapisan bawah semakin bertambah karena perkembang penduduk dan ketertarikan penduduk untuk bekerja sebagai buruh tani di Industri.
Penyebab terjadinya perubahan desa adalah adanya kecendrungan berfikir secara rasional, perubahan Orientasi hidup, proses pandangan terdapat suatu aturan dan sistim organisasi.
Sebagai contoh kasus ialah : suatu masyarakat bernama Kampung Ambon di daerah bekasi. Di mana asqalnya sebuah komunitas tersebut merupakan hanya kaum Urban yang datang dari Ambon dan sekitarnya untuk mencari pengahasilan dengan swadaya, namun seiring perubahan masa, waktu dan zaman Urbanisasi yang datang dari daerah tersebut semakin banyak dan mengikuti pendahuannya  yang lain untuk menempati lokasi yang sama, sehingga saat ini terbentuklah suatu masyarakat Ambon yantg datang ke Jakarta setelah sebelumnya hanya sebuah komunitas belaka.
  
B.    Perubahan Cara Berpikir Masyarakat Desa.
Mayarakat desa sering mengalami kesulitan dalam menjalankan pekerjaan selama ini. Oleh karena itu menginginkan suatu perubahan caranya untuk mendapatkan Irigasi, Sehingga hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Selama ini mereka beranggapan bahwa musin bertanam padi hanya satu tahun sekali. Tetapi kebutuhan hidup semakin meningkaty seperti biaya-biaya hidup yang setiap saat melonjak. Sehingga mereka hidup dibawah garis kemiskinan, mak atas desakan kebutuhan ekonomi masyarakat membuat suatu program dengan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat desa yaitu maka dibuatlah suatu program pembangunan irigasi yang akhirnya bertampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.



C.   Motovasi Masyarakat Desa
Didalam masalah ini masyarakat termotivasi oleh keluarga dan perubahan zaman yang semakin maju, sebagaimana kita ketahui manusia butuh makan dan hidup. Di dalam semakin pesatnya zaman, samakin besar orang kaya berkehidupan sederhana atau kesulitan dalam mengatasi problem kehidupan masa sekarang.
Meskipun masyarakat miskin tentu mereka juaga opunya keluarga yang harus makan atau keperluan lain, jadi untuk menghidupi keluarga dibutuhkan biaya yang cukup. Oleh karena itu pastinya Motivasi setiap masyarakat yang terutama adalah keluarga dan rasa ingin memiliki yang dinginkan, meski kebutuhan hidup.
Oleh karena itu maka masyarakat membuat suatu kesepakatan melalui musyawarah bersama kepala desa, Geuchiek, Tuha 4 dan tuha 8 beserta unsur lainnya yang terkait di dsa. Maka atas keinginan tersebut dibuatlah suatu forum musyawarah bersama untuk meningkatkan kualitas ekonomi keluarga dalam pembentukan irigasi.

D.   Masalah Sosial Masyarakat Desa
Masalah sosial masyarakat desa adalah msalah yang disebabkan oleh masyarakat desa itu sendiri. Bentuknya berlainan dari pada masalah-masalah yang dihadapi perorangan. Gempa Bumi adalah bukan masalah sosial, tetapi kejianan yang bersangkutan padany, seperti kekacauan, kegunaan orang, hancurnya penghidupan dan pengawasan sosial, merupakan masalah sosial.
Masalah perorangan mungkin menyangkut kesedihan manusia, tetapi belum tentu merupakan masalah sosial. Lain halnya bila masalah-masalah perorangantadi meluas dan disebabkan oleh lembaga-lembaga sosial yang ada, dan menjadi beban pada masyarakat, sedangkan cara-cara penyesuaian nya tidak dapat dipergunakan. Maka dengan demikian mereka itu merupakan masalah-masalah sosial.
Jadi masalah sosial masyarakat itu adalah masalah yang menyangkut banyak orang, yang bersangkutan dengan hal pemuasan kebutuhan hayati dan sosial menurut aturan-aturan yang telah diakui. Tersiarnya secara meluas dan disebabkan oleh lembaga-lembaga sosial yang tidak bekerja sebaik-baiknya, sedangkan kemungkinan untuk penyelesaiannya ada.


Beberapa masalah sosial yang kita bahas secara sederhana :
Ø  Masalaha pelanggaran dan kejahatan.
Masalah ini menimbulkan banyak ongkos untuk alat-alat pengusutan, penuntutan hukum peradilan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Juga menggangu cara hidup yang teratur serta mempengaruhi nilai-nilai hidup, baik bagi yang melakukannya maupun bagi yang menjadi korban pelanggaran dan kecendrungan untuk melanjut kemasa dewasa.
Masalah ini perlu mendapat perhatian umpamanya :
Ø  Pelanggaran dan kejahatan itu agaknya adalah hasil dari susunan lembaga-lembaga sosial yang ada.
Ø  Penindakan terhadap pelaku-pelaku pelanggaran dan kejahatan tidak selalu efektif. Banyak yang bersalah tidak di tindak atau kalau diberi hukuman juga tidak setimpal dosanya. Banyak orang menganggap bahwa sistim penuntutan dan peradilansekarang kurang menjamin ketentuan hukum.
Ø  Rupanya sistim lembaga pemasyarakatan, yang mempunyai tujuan melindungi masyarakat dan memperbaiki pejabat-pejabat itu, belum mencapai tujuan.
Faktor yang banyak berhubungan dengan masalah ini telah diketahui atau dianggap jelas :
Ø  Penghasilan ekonomis yang rendah dan tidak sepanjang tahun.
Ø  Keadaan kehidupan di kota, di mana terdapat kekacauan dalam susunan masyarakat, kesukaran penghidupan bagi yang rendanya, perbedaan yang menyolok antara yang punya dan yang miskin.
Ø  Banyknya keluarga yang rusak (Broken Home) karena kematian, penceraian dan kelaian pihak orang tua, menjadi sebab tumbuhnya pelanggaran dan kejahatan di kalangan anak-anak.
Ø  Pengaruh negatif dari Bioskop, buku komik radio, dan televisi dst.
Dari penelitian-penelitian dapat diketahui, bahwa tindakan kejahatan itu disebabkan oleh banyak faktor, dan juga bahwa kombinasi dari faktor-faktor itu dapat berlainan bagi masing-masing kejadian.
Kejahatan itu menyangkukt banyak segi kemasyarakatan, sehingga suatu program pencegahan kejahatan, akan menghambat, tetapi tetapi banyak juga dapat dilaksanakan. Misalnya : Sekolah-sekolah dapat memberikan sumbangan yang positif dengan jalan pelajaran agama, budi pekerti, disiplin, dan juga dengan menyalurkan keinginan anak-anak dengan  sebaik-baiknya. Perbaikan dalam lapangan perumahan dan rekreasi yang cukup serta murah di perlukan sekali. Adanya lapangan pekerjaan yang layak penghasilannya merupakan syarat utama bagi penyelesaian masalah masyarakat desa.

E.    Lembaga Perekonomian Masyarakat Desa
Lembaga perekonomian masyarakat desa adalah lembaga-lembaga yang berkisar pada lapangan produksi, distribusi dan konsunsi barang-barang serta jasa-jasa. Semua masyarakat desa mempunyai lembaga-lembaga, hanya berada dalam sifat dan cara pelaksanaannya.
Semua masyarakat desa telah menysusun pola-pola untuk pemenuhan kebutuhan dasar ekonominya, makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lainnya harus disediakan. Aktivitas-aktivitas untuk melaksanakan dapat berbeda, misalnya pada beberapa masyarakat tidak terdapat sistim kredit, atau sistim uang, kadang-kadang ada yang tidak mempunyai pembagian tugas pekerjaan yang intensif, atau tidak ada sistim pasaran terbuka dst.
Ada masyarakat desa yang mempunyai asosiasi tersebdiri untuk melaksabakan tugas-tugas perekonomian itu, tetap[I masih terdapat pula masyarakat lainya dimana pelaksanaan itu dilakukan oleh keluarga atau masyarakat setempat. Dalam masyarakat yang lebih rumit (Kompleks) kadang-kadang tugas perekonomian itu diserahkan kepada asosiasi tersebdiri, yang melakukan berbagai kombinasi tugas-tugas ekonomi itu selama suatu masa tertentu sperti Bank, Perusahan Industrui, Angkutan Kereta Api, dst.
Suatu contoh lembaga perekonomian adalah kapitalisme, yang diselenggarakan tugas-tugas ekonomi dalam kondisi pemilihan pribadi, kebebasan besepakat / kontrak, keuntungan pribadi, akumulasi modal dan invenstasinya, sistim kredit yang meluas, pasaran perburuhan yang bebas yang dipengaruhi oleh penawarandan permintaan dan dimana ada persaingan bebas. Tetapi kapitalisme ini bukanlah satu-satunya lembaga ekonomi, yang memungkinkan lancarnya tugas perekonomian.
Lembaga perekonomian itu dapat tersusun secara sederhana, dimana terdapat sedikit sekali pembagian tugas, dan dilakukan oleh organisasi-organisasi yang tidak tetap. Dalam masyarakat yang sudah lebih rumit terdapat pembagian tugas, karena adanya perkembangan tehnik dan kecakapan dan meluasnya perdagangan.



III PENUTUP
A.    Kesimpulan
Masyarakat desa sering mengalami kesulitan dalam menjalankan suatu pekerjaan, karena kurangnya lapangan pekerjaan di desa membuat jumlah pengangguran meningkat. Belum lagi ketidak tertarikkan tenaga kerja muda terhadap pekerjaan dibidang pertanian membuat angka pekerjaan di bidang pertanian membuat angka pengagguran meningkat. Selain itu, tidak seimbannya jumlah angkatan kerja dengan lahan pertanian hanya bisa digarap dengan tenaga kerja yang sedikit.
Salah satu upaya mempercapat kemajuan masyarakat pedesaan harus di proritaskan dalam strategi pembangunan anatara lain :
Ø  Pengembangan sarana dan prasarana agribisnis.
Ø  Pengembangan industri kecil dan rumah tangga.
Ø  Pengembangan jaringan produksi pemasaran.
Ø  Pengutan lembaga dan organisasi perekonomian masyarakat desa.
Ø  Penguasaan tehnologi tepat guna.
Ø  Pengelolaan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Selaian ke enam strategi pembangunan masyarakat desa diatas, penting juga diperhatikan, pada upaya peningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa dan keluarga miskin secara terpadu dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa.
Masalah sosial masyarakat desa yang perlu mendapat perhatian adalah masalah peraturan-peraturan atau sangsi-sangsi bagi pelaku tindak kejahatan.


 

B.    Saran.
Ø  Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa maka pemerintah dan masyarakat bersama-sama untuk membuat satu program pembangunan irigasi yang tujuannya melancarkan usaha masyarakat, khususnya masyarakat tani.
Ø  Untuk mewujutkan masyarakat desa yang aman dan tentaram maka pemerintahan masyarakat membantu sarana pendidikan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu dan membuat peraturan-peraturan atau sangsi-sangsi bagi pelaku tindak kejahatan.
Ø  Di ciptakannya lapangan pekerjaan sehingga taraf perekonomian masyarakat dapat lebih meningkat.
Ø  Melakukan pelatihan-pelatihan khusus pada masyarakat desa agar mereka mempunyai keahlian misalnya : pelatihan dibidang pertanian yaitu : cara budi daya tanaman Hortikultura.

 



 
 
DAFTAR PUSTAKA

1.    Prof. Dr Sadu Wasistiono, MS dkk 2006 Prospek Pembangunan Desa, Bandung : Fokummesia.
2.    Bintarto, 1984, Interaksi desa-kota dan Permasalahannya, Jakarta : Ghalia Indonesia.
3.    BOUMAN, Prof, Dr. P,I ; Ilmu Masyarakat umum, terjemahan Sujono ; P.T. Pembangunan, Jakarta ; 1985
4.    KARTOHADIKOESOEMO, Sutardjo : Desa ; “PenerbitSumut Bandung”, Bandung ; 1965
5.    KOENTJARANIGRAT ; Masyarakat desa di indonesia masa ini ; Yayasan Badan Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta, 1964


Saturday, November 12, 2016

Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Pendekatan Kontektual

Makalah
 
KATA PENGANTAR



            Untuk mengwujudkan tujuan PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DAN PENDEKATAN KONTEKTUAL, sehingga saya dianjurkan membuat sebuah Makalah di Fakultas Tarbiyah ini.
            Salah satu upaya untuk membuat Makalah ini saya berpedoman kepada buku-buku, bagi saya sendiri dan juga dari dorongan kawan-kawan saya sehingga terlaksana pembuatan Makalah saya.
            Saya sangat mengharapkan penyempurnaan-penyempurnaan Makalah ini dengan kritik dan saran anda.
            Semoga Makalah ini dapat memenihi fungsinya seperti yang diharapkan, semoga ada manfaatnya juga.

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------         i
DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------        ii
BAB I PENDAHULUAN---------------------------------------------------        1
A.    Latar Belakang Masalah------------------------------------------        1

BAB II PEMBAHASAN----------------------------------------------------        2
1.      Penilaian Kinerja-------------------------------------------------        2
2.      Penilaian Penugasan (Proyek / Projcct)--------------------------        4
3.      Penilaian Hasil Kerja (Produk / Probuct)-------------------------        6
4.      Penilaian Tes Tertulis (Paper / Pen)------------------------------        7
5.      Penilaian Portofolio----------------------------------------------        8
6.      Penilaian Sikap---------------------------------------------------        9

BAB III PENUTUP---------------------------------------------------------      10
a.       Kesimpulan-------------------------------------------------------      10
b.      Saran-saran-------------------------------------------------------      10

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN--------------------------------------      11



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah.
Mengingat penilaian KBK dan KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan saya untuk belajar, dan bekerja sama dan dapat menilai dari saya sendiri.
Lalu pentingnya bagi saya dapat pelajari, sehingga saya menyusun sebuah Makalah tentang PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DAN PENDEKATAN KONTEKTUAL.
Dengan adanya pedoman dari buku panduan maka saya dapat menyelesaikan dan juga dari saran kawan-kawan sehingga Makalah ini selesai.

BAB II
PEMBAHASAN



I.             Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilaian terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi, penilaian biasanya digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam berpidato, pembaca puisi, dikkusi, menari, memainkan alat musik, aktifitas olah raga, menggunakan alat oleh raga laboratarium, mengoperasikan suatu alat dan aktivitas lain yang bisa diamti / diobservasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian kenerja adalah sebagai berikut :
v  Indentifikasi semua aspek penting.
v  Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan.
v  Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan terlalu banyak.
v  Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang di amati.
v  Apabila menggunakan Rating Scah perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan (misalnya : baik apabila….... cukup apabila…….. kurang apabila…….).
Penilaian kinerja dapat menggunakan dua kemungkiman intrumen yaitu :
v  Daftar cek (Ya-Tidak)
v  Skala rentang (sangat kompeten-kompeten – agar kompeten tidak kompeten).

 
Perencanaan Penilaian Kinerja.
Penilaian kinerja memerlukan eviden atau bukti pencapaian siswa dalam mata pelajaran tertentu. Kegunaan eviden ini dapat untuk menarik kesimpulan tingkat siswa. Karena itu, eviden harus :
-          Relevan dan Mencakup (isu validitas / kesahinan ).
-          Memenuhi Jumlah (isu reabilitas  / keajegan).

Menentukan tingkat kinerka siswa
Ketika tingkat kinerja siswa hendak dilakukan untuk menentukan tingkat percapaian siswa ada dua hal perlu menjadi pertimbangan yaitu :
-          Metode Penentuanya
-          Keterbandingan keputusan

Penilaian kinerja dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis Yaitu :
1.      Penilaian kinerja dalam bentuk yang dapat abservasi informal adalah penilaian kualitas imformasi yang dapat dari kelas hari demi hari berkenaan dengan kinerja siswa sebagai basis pemantauan kemajuan siswa dapat ditingkatkan dengan :
-          Abservasi terfokus pada indikator hasil belajar yang penting
-          Pencacatan abservasi yang sistematis.
2.      Penilaian kinerja dalam bentuk formal yaitu penilaian yang direncanakan untuk mengabservasi siswa yang terlibat dalam kegiatan-kigiatan tertentu yang direncanakan.
3.      Penilaian kinerja dalam keterbandingan yaitu penilaian mengarah pada hal-hal berikut :
-          Kesesuaian dengan kurikulum : aspek kinerja siswa yang dinilai mencakup kompetensi yang diharapkan kurikulum.
-          Adil : aspek kinerja siswa yang dinilai adil untuk semua anak.
-          Standar : kondisi penilaian terstandar bagi satu siswa ke siswa lainnya.
-          Keumum : aspek kiner ja siswa yang dinilai dapat di generasikan dari tugas-tugas yang di kerjakan.

Pelaporan hasil penilaian kinerja keterbandingan di rangkum dalam bentuk rentang nilai, misalnya :
a.       Siswa secara konsistem menampilkan ……..
b.      Siswa pada umumnya menampilkan ………
c.       Siswa mampu menampilkan ………
d.      Siswa belum konsistem mampu menampilkan ………
e.       Siswa sangat jarang menampilkan ………

II.          Penilaian Penugasan (Proyek / Projcct)
Penilaian penugasan atau proyek merupakan penilaian untuk memndapatkan gambaran kemampuan menyeluruh / umum secara kontektual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu.
Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk memiliki :
-          Keterampilan menyelediki secara umum.
-          Pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu.
-          Kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan.
-          Kemampuan mengimformasikan subjek secara jelas.
Ada dua tipe penilaian Proyek :
v  Penilaian Proyek yang menekan pada proses, misalnya :
-          Merencanakan dan mengorganisasikan imformasi yang relevan.
-          Bekerja dalam tim
v   Penilaian Proyek yang menekankan pada produk, misalnya :
-          Mengidentifikasikan dan mengumpulkan imformasi yang relevan.
-          Menganalisis dan menginterpretasi data.
-          Mengumunikasikan hasil.

Langkah penilaian proyek yang berfokus pada proses :
1.      Merencanakan penilaian
-          Melihat kesesuaianya dengan kompetensi yang di tuntut kurikulum.
-          Dapat dikelola.
2.      Merancang Spesifikasi proyek yang berfokus pada proses
-          Memilih topik (dapat dipilih oleh siswa dari topik yang disediakan guru).
-          Memetakan area yang akan di cakup (dapat ditempuh dengan curah pendapat, jaring area yang akan cakup).
3.      Melaksanakan pencatatan kegiatan oleh siswa-siswa sendiri
4.      Melaksanakan pelaporan hasil kegiatan oleh guru.

Langkah penilaian proyek yang berfokus pada produk :
1.      Merencanakan penilaian.
2.      Merancang spesifikasi proyek yang berfokus pada produk.
3.      Melakukan pencatatan.
4.      Melaksanakan Pelaporan oleh guru.
III.       Penilaian Hasil Kerja (Produk / Product)
Penilaian hasil kerja (Product) merupakan penilaian kepada siswa dalam mengontrol proses dan memanfaatkan bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas cstetik dari sesuatu yang mereka produksi.
Penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam :
v  Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain.
v  Memiliki bahan yang tepat.
v  Menggunakan alat.
v  Menunjukkan inovasi dan kreasi.
v  Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni.

Fase dalam menghasilkan produk :
1.      Persiapan       :  Siswa dapat dinilai dalam kemampuan membuat perencanaan, bereksplorasi, mengembangkan gagasan dan membuat desain produk.
2.      Produksi          :  Siswa dapat dinilai dalam kemampuan memilih dan menggunakan alat dan teknik.
3.      Refleksi           :  Siswa dapat dinilai dalam hal csterika, kesempurnaan produk, fungsional, kedrisinilah.

Ada tiga tahap kegiatan dalam mendesai penilaian produk yaitu :
1.      Pada tahap perencanaan, pertanyaan yang perlu di jawab oleh guru, yaitu :
v  Apakah anda akan menilai tahap persiapan, produksi, refleksi ?
v  Bagaimana / bagian mana relerasi nya dalam kurikulum ?
v  Bagai mana anda secara spesifik membuat krirterianya ?
2.      Pada tahap Pencatatan, pertanyaan yang perlu dijawab oleh guru yaitu :
v  Metode pencatatan apa yang akan digunakan.
v  Siapa yang akan menilai
v  Bagaimana kriteria penilaian ?
v  Bagaimana tingkat keajengnya ?
3.      Pada tahap pelaporan pernyataan yang perlu dijawab oleh guru yaitu :
v  Dari sudut pandang menentukan tingkat kemampuan anak.
v  Lebih melaksanakan mana tingkat kemampuan siswa individuan dengan siswa lain kelompok.
v  Bentuk laporannya dapat berupa uraian  / deskripsi atau secara grafik ?

IV.       Penilaian Tes Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis, tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban, terapih dapat juga dalam bentuk lain, seperti memberi tanda, mewarnai, mengambar dan sebagainya.
Teknik penilaian tertulis yaitu :
a.       Soal dengan memilih jawab
-          Pilihan ganda
-          Dua pilihan (benar salah, ya, tidak)
-          Menjodohkan.
b.      Soal dengan mensuplai jawaban
-          Isian atau melengkapi
-          Jawaban singkat atau pendek
-          Soal uraian.

Dalam menyusun intrumen penilaian tertulis perlu di pertimbangkan hal-hal berikut :
-          Materi, misalnya kesesuaian soal dengan indikator pada kurikulum.
-          Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pernyataan harus jelas dan tegas.
-          Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata / kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.

V.          Penilaian Portofolio
Portopolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa, hasil kerja tersebut sering di sebut Artefak. Artefak dihasilkan dari pengalaman belajar atau proses pembelajaran siswa dalam priode waktu tertentu.
Tujuan dilakukan portofolio bagi siswa antara lain :
v  Untuk penilaian formatif dan diagnostik siswa.
v  Untuk memenitor perkembangan siswa dari hari ke hari.
v  Untuk memberikan eviden (bukti) penilaian format.
v  Untuk mengukur perkembangan pekerjaan siswa yang berfokus pada proses dan hasil.
v  Untuk mengkoleksi hasil pekerjaan yang telah selesai, berfokus pada penilaian sumarif.

Jenis penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1.      Portofolio perkembangan, berisikan koleksi artefak siswa yang menunjukan pertumbuhan seseorang siswa dari satu tahap ke tahap berikutnya.
2.       Portofolio pamer / showcase, berisi koleksi artefak siswa yang menunjukan hasil karya terbaik.
3.      Portofolio komprehensif, berisi koleksi artefak seluruh hasil karya siswa. Karya siswa yang panjang tidak hanya hasil yang terbaik, tetapi semua karya pernah dihasilkan siswa.

Langkah penyusunan portofolio ada empat macam yaitu :
-          Koleksi, yaitu mengumpulkan hasil kerja siswa yang menunjukkan pertumbuhan, kemajuan dan hasil belajar.
-          Organisasi, yaitu mengorganisasikan berbagai hasil kerja siswa.
-          Refleksi, yaitu merenungkan / memikirkan kembali apa yang telah di koleksi dan iorganisasi.
-          Presentasi, yaitu menyajikan atau memanjangkan hasil kerja siswa.

VI.       Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap prilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara :
v  Observasi perilaku, misalnya tentang kerja sama, inisiatif, perhatian.
v  Pertanyaan langsung, misalnya tanggapan terhadapa tata tertib sekolah baru.
v  Laporan pribadi, misalya menulis pandangan tentang “kerusuhan antarteknis”

BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan
Sangat penting bagi saya untuk mempelajari ilmu pengembangan sistem Evaluasi PAI karena dapat mengetahui nagai mana cara jadi seorang guru yang berpropesional dan bertanggung jawab dan juga mengetahui bagai mana cara-cara bisa jadi guru yang baik dan bijak sana.

b.      Saran-saran
Kita harus jadi seorang guru haruslah dengan belajar (mulia) dan mengikuti atuiran-aturan yang berlaku, dan juga bisa membimbing siswa kejalan yang benar, dan dapat berinteraksi antara guru dengan muridnya bahkan sebaliknya.

DAFTAR  LAMPIRAN

a.       Model pembelajaran Ternatik kelas awal (lampiran 3).
b.      Metode mengajar berdasarkan Tipologi belajar siswa (lampiran 4).
c.       Model pembelajaran portofolio sebuah tinjauan khusus (lampiran 5).
d.      Strategi pembelajaran Sosiologi tingkat SMA (lampiran 6).
e.       Model pembelajan Cretive problem Slving dengan vidio Compck Disk dalam pembelajaran Matematika (lampiran 7).
f.       Penerapan pendekatan ketrampilan proses dalam seting pembelajaran Kaaperatif Tipe STAN untuk meningkatkan kualitas belajar IPA siswa (lampiran 8).